Menjadi
pengguna Pro/ENGINEER berarti belajar untuk berpikir bagaimana
bagian-bagian disain berinteraksi dan berpikir kedepan bagaimana
interaksi ini akan berubah. Pada tingkat paling dasar, bagian yang
mempunyai bentuk geometri dengan ciri tertentu, disebut Fitur [feature], yang membangun sebuah part pejal [solid],
seperti extrusion, hole atau chamfer. Pada tingkat yang lebih tinggi,
bagian tersebut mungkin sebuah part terpisah di dalam sistem perakitan,
bergabung bersama-sama dalam hubungan yang mandiri. Pada semua
tingkatan, bagian-bagian ini saling berinteraksi menuju tujuan bersama [common purpose] yang di sebut Tujuan Disain [design intent].
Kita dapat menggunakan contoh ini untuk menentukan bentuk geometri yang sederhana atau dapat juga digunakan untuk kalkulasi yang rumit seperti menghitung Massa, Volume atau pusat gravitasi (Center of Gravity). Penerapan “hubungan Parametrik” diantara satuan-satuan disain dapat menghemat waktu dan usaha ketika perubahan di perlukan dalam desain tersebut. Kita dapat juga membuat produk baru yang merupakan inovasi dari produk sebelumnya dengan cara merubah parameter dari disain produk sebelumnya, tanpa harus memulainya dari awal.
Ukuran yang ditunjukkan pada gambar teknik adalah turunan dari ukuran model 3D nya dan tetap terhubung secara dinamis dengan file 3D, inilah yang disebut dengan hubungan 2 arah [bidirectional], jadi jika kita merubah gambar 2D maka ukuran model 3D akan berubah mengikutinya.
Fitur-fitur tersebut diawali dari sketsa 2D yang disebut Section. Setelah Section dibuat, kita memberi ukuran dimensi ketiga untuk membuat bentuk 3Dnya. Tool untuk Section 2D ini di sebut Sketcher. Dengan Sketcher kita dapat membuat sket kasar seperti garis, lingkaran, lengkung, dan kemudian baru dimasukkan nilai ukuran presisinya.
Sketcher Toolbar
![sketch toolbar](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_to9GrXY7cG-g3yS5Szb_sWefO7NeADJkoinpAWuf0uNKpZ7B4lTiKn84ToPygtqsNvhzBdg3OxNPJCP-jhAhIsPOSXdqIlQ6tytCn-4H3QGnOeTJ5zNDbjLRaZhwxEMw3RfUEFyYU=s0-d)
Kita dapat menggunakan antar muka yang disebut Dashboard untuk membuat atau merubah geometri fitur 3D. Dashboard menampilkan kolom isian yang berbeda untuk masing-masing fitur.
Dashboard dari Extrude Tool
![dasboard](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_sVBxPm1f84hhz-Fop-xCYSmZ1-TiUiI63H-1F0G1jNvcv0guuA6vhQBCoMBLpVIh_brnTVGGlnjPoqaQYHYoaEG2UEBGTX95bUhP0JXXr2rzHaHftKDFtwK7sbIRox_Q=s0-d)
Mode perakitan [assembly]
Setelah kita membuat part-part tersebut, kita dapat merakitnya kedalam file assembly dengan ektensi (.asm), penentuan posisi part-part akan membentuk produk akhir. Kita juga dapat menentukan pandangan terurai [exploded] untuk pemeriksaan yang lebih baik dan menampilkan hubungan perakitan antar part.
Untuk pengguna yang telah mahir, kita dapat memulai membuat sebuah model dalam file assembly dan membuat masing-masing part dengan “skeleton part”. Inilah kunci dari disain “top-down”,dimana perubahan pada satu part dapat berakibat secara otomatis pada part yang terhubung/terakit.
Sebagai tambahan, dengan analisa model, kita dapat mengukur massa, volume, pusat gravitasi dan momen inersia dari suatu perakitan. Juga dimungkinkan untuk memeriksa persinggungan antara komponen di seluruh sistem perakitan.
Screenshot dari assembly file
Gambar Exploded view
![exploded](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_sYzNJ7JretSFpfOk-IJAGKh4hwXBbiOA7Nuxba-KSjuG0CdeGii1QXPEwYAG5zB0MWO0rW16uwS52AIJd6vzHmWzuK8jUz77QLeOXc8is6WRo7wb_reojPcUIp7D3pew=s0-d)
Informasi-informasi objek seperti ukuran,keterangan, pengerjaan permukaan, toleransi geometrik, potongan melintang dan sebagainya, yang mana telah dibuat pada model 3D dapat diteruskan pada mode gambar.
Hubungan Parametrik
Sebagai contoh, jika kita ingin menempatkan sebuah ektrusi tepat di pusat antara 4 rusuk [edge] referensi. Setelah Constraint kita tentukan, maka koordinat X dan Y dari ektrusi tersebut akan selalu setengah dari panjang dan lebar dari permukaan segi empat tersebut. Pro/ENGINEER akan selalu menghitung dan mengupdate posisi dari ektrusi tersebut bahkan jika panjang dan lebar dari permukaan berubah. Hal ini Karena Pro/ENGINEER menggunakan hubungan Parametrik [Parametric Associativity] untuk menempatkan ektrusi tersebut.Kita dapat menggunakan contoh ini untuk menentukan bentuk geometri yang sederhana atau dapat juga digunakan untuk kalkulasi yang rumit seperti menghitung Massa, Volume atau pusat gravitasi (Center of Gravity). Penerapan “hubungan Parametrik” diantara satuan-satuan disain dapat menghemat waktu dan usaha ketika perubahan di perlukan dalam desain tersebut. Kita dapat juga membuat produk baru yang merupakan inovasi dari produk sebelumnya dengan cara merubah parameter dari disain produk sebelumnya, tanpa harus memulainya dari awal.
Hubungan pada semua tahap disain
Pro/ENGINEER tidak hanya mendisain part individu secara cepat, tetapi juga mencatat hubungan perakitan antara part tersebut dan sekaligus mencetak gambar tekniknya. Kita dapat mengolah dan merubah ukuran dan parameter pada semua tahap disain.Ukuran yang ditunjukkan pada gambar teknik adalah turunan dari ukuran model 3D nya dan tetap terhubung secara dinamis dengan file 3D, inilah yang disebut dengan hubungan 2 arah [bidirectional], jadi jika kita merubah gambar 2D maka ukuran model 3D akan berubah mengikutinya.
3 Mode disain
Ada 3 mode disain di Pro/ENGINEER:- Membuat Part
- Membuat perakitan [Assembly]
- Membuat gambar teknik
Mode Part : Sketcher dan Dashboard.
Di dalam mode part, kita akan membuat file dengan ektensi (.prt), kita dapat membuat dan merubah fitur-fitur yang akan menyusun model dari masing-masing part.Fitur-fitur tersebut diawali dari sketsa 2D yang disebut Section. Setelah Section dibuat, kita memberi ukuran dimensi ketiga untuk membuat bentuk 3Dnya. Tool untuk Section 2D ini di sebut Sketcher. Dengan Sketcher kita dapat membuat sket kasar seperti garis, lingkaran, lengkung, dan kemudian baru dimasukkan nilai ukuran presisinya.
Sketcher Toolbar
Kita dapat menggunakan antar muka yang disebut Dashboard untuk membuat atau merubah geometri fitur 3D. Dashboard menampilkan kolom isian yang berbeda untuk masing-masing fitur.
Dashboard dari Extrude Tool
Mode perakitan [assembly]
Setelah kita membuat part-part tersebut, kita dapat merakitnya kedalam file assembly dengan ektensi (.asm), penentuan posisi part-part akan membentuk produk akhir. Kita juga dapat menentukan pandangan terurai [exploded] untuk pemeriksaan yang lebih baik dan menampilkan hubungan perakitan antar part.
Untuk pengguna yang telah mahir, kita dapat memulai membuat sebuah model dalam file assembly dan membuat masing-masing part dengan “skeleton part”. Inilah kunci dari disain “top-down”,dimana perubahan pada satu part dapat berakibat secara otomatis pada part yang terhubung/terakit.
Sebagai tambahan, dengan analisa model, kita dapat mengukur massa, volume, pusat gravitasi dan momen inersia dari suatu perakitan. Juga dimungkinkan untuk memeriksa persinggungan antara komponen di seluruh sistem perakitan.
Screenshot dari assembly file
Gambar Exploded view
Mode gambar
Mode gambar akan membuat gambar teknik secara presisi dari disain kita dengan file ektensi (.drw) dengan ukuran berdasarkan part 3D dan file assembly. Secara praktis, kita tidak memerlukan tambahan pemberian pengukuran pada objek seperti pada software yang lain, Pro/ENGINEER mampu untuk menampilkan atau menyembunyikan ukuran secara selektif yang di dapat dari model 3D.Informasi-informasi objek seperti ukuran,keterangan, pengerjaan permukaan, toleransi geometrik, potongan melintang dan sebagainya, yang mana telah dibuat pada model 3D dapat diteruskan pada mode gambar.
0 Response to "Konsep pada Pro/ENGIN"
Posting Komentar